Sebelum pergi ke Singapura, Emir Mahira pernah mengenyam pendidikan di salah satu sekolah di bilangan Jakarta Selatan. Karena sang ayah, Herry Budi Azhari Salim mendapat tugas di Singapura, dengan berat hati Emir pun harus ikut meninggalkan Indonesia.
"Aku di sini sampai kelas 1 SMP atau kelas 7. Awalnya nggak mau pindah karena di sini banyak teman-temanku tapi mau nggak mau semua itu harus aku lakukan yang sebenernya berat hati. Tapi, setelah mencoba menjadi senang hati," ujarnya saat berbincang-bincang.
Banyak hal yang membuat Emir berat meninggalkan Indonesia. Selain karena teman-temannya, ia juga harus meninggalkan 'kandang' sepak bolanya. Ia sudah mengasah kemampuan untuk bermain bola sejak umur 3 tahun di ISS Arsenal. Selama 3 tahun ia akan tinggal sementara di Singapura.
"Sekarang sudah 1,5 tahun tinggal di sana. Aku enjoy sekali walaupun awalnya sempat nggak mau tapi Singapura kan masih dekat dengan Indonesia jadi kalau kangen tinggal minta pulang saja," katanya seraya tersenyum manis, memamerkan behel yang menghiasi giginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar