Sebelum pergi ke Singapura, Emir Mahira pernah mengenyam pendidikan di salah satu sekolah di bilangan Jakarta Selatan. Karena sang ayah, Herry Budi Azhari Salim mendapat tugas di Singapura, dengan berat hati Emir pun harus ikut meninggalkan Indonesia.
"Aku di sini sampai kelas 1 SMP atau kelas 7. Awalnya nggak mau pindah karena di sini banyak teman-temanku tapi mau nggak mau semua itu harus aku lakukan yang sebenernya berat hati. Tapi, setelah mencoba menjadi senang hati," ujarnya saat berbincang-bincang.
Banyak hal yang membuat Emir berat meninggalkan Indonesia. Selain karena teman-temannya, ia juga harus meninggalkan 'kandang' sepak bolanya. Ia sudah mengasah kemampuan untuk bermain bola sejak umur 3 tahun di ISS Arsenal. Selama 3 tahun ia akan tinggal sementara di Singapura.
"Sekarang sudah 1,5 tahun tinggal di sana. Aku enjoy sekali walaupun awalnya sempat nggak mau tapi Singapura kan masih dekat dengan Indonesia jadi kalau kangen tinggal minta pulang saja," katanya seraya tersenyum manis, memamerkan behel yang menghiasi giginya.
Selasa, 25 September 2012
Emir : Perbedaan
Emir kini belajar untuk menjadi sosok cowok dewasa yang akan siap menanggalkan segala atribut yang menyertai masa kanak-kanaknya. Tanda-tanda permukaan dari proses pendewasaan itu antara lain terlihat lewat penampilannya di film 'Garuda di Dadaku 2' yang kini telah tayang.
Di film Garuda di Dadaku 2, Emir kembali berperan sebagai Bayu, yang kini telah menjadi kapten, memimpin Timnas U-13. Penampilannya di luar lapangan pun tampak trendy, layaknya anak-anak gaul yang mudah dijumpai di mall-mall Jakarta.
"Kalau dulu kan memang masih kecil jadi ya disesuaikan. Tahun 2008 aku sudah mendapatkan peran di Garuda di Dadaku 1 dan itu sangat tidak disangka. Sekarang umurku sudah 14 tahun jadi pas main di Garuda di Dadaku 2 ya disesuaikan juga dengan penampilan," terang Emir sang penyuka Barcelona itu.
Di film Garuda di Dadaku 2, Emir kembali berperan sebagai Bayu, yang kini telah menjadi kapten, memimpin Timnas U-13. Penampilannya di luar lapangan pun tampak trendy, layaknya anak-anak gaul yang mudah dijumpai di mall-mall Jakarta.
"Kalau dulu kan memang masih kecil jadi ya disesuaikan. Tahun 2008 aku sudah mendapatkan peran di Garuda di Dadaku 1 dan itu sangat tidak disangka. Sekarang umurku sudah 14 tahun jadi pas main di Garuda di Dadaku 2 ya disesuaikan juga dengan penampilan," terang Emir sang penyuka Barcelona itu.
Foto Semasa di GDD 1:
Foto Semasa di GDD 2:
Langganan:
Postingan (Atom)